Search for collections on IAIN Metro Digital Repository

Implementasi Konsep Syirkah Inaan dalam Usaha Photography Perspektif Hukum Ekonomi Syariah

Tuma’ninah, Siti (2020) Implementasi Konsep Syirkah Inaan dalam Usaha Photography Perspektif Hukum Ekonomi Syariah. Undergraduate thesis, IAIN Metro.

[img]
Preview
PDF
SITI TUMANINAH_1502090096_HESY - Perpustakaan IAIN Metro.pdf - Other

Download (1MB) | Preview

Abstract

Syirkah adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal permodalan, keterampilan, atau kepercayaan dalam usaha tertentu dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati oleh pihak-pihak yang berserikat. Syirkah inan adalah syirkah antara dua pihak atau lebih yang masing-masing memberi kontribusi kerja (amal) dan modal (mal). Dalam syirkah ini disyaratkan modalnya harus berupa uang (nukud), sedangkan barang (urud) tidak boleh dijadikan modal syirkah kecuali jika barang itu dihitung nilainya (qimah al urudh) pada saat akad. Keuntungan didasarkan pada kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung masing-masing mitra usaha (syarik) berdasarkan porsi modal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi syirkah inaan dalam usaha photography microscreen perspektif hukum ekonomi syariah. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Adapun sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui metode wawancara (interview) terhadap pihak-pihak yang berserikat. Dokumentasi yang digunakan berupa dokumen-dokumen baik dokumen yang berasal dari dokumentasi microscreen. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan cara berfikir induktif, yaitu suatu cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus dan kongkrit kemudian dari fakta yang khusus dan kongkrit tersebut di tarik secara generalisasi yang mempunyai sifat umum.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi konsep syirkah inaan dalam usaha photography adalah modal yang diberikan sama besar, pengelolaan dilakukan oleh pihak II, keuntungan dibagi sesuai porsi kerja dan porsi modal, sedangkan kerugian ditanggung oleh pihak II. Kesepakatan yang tidak terpenuhi saat melakukan kerjasama usaha photography ini yaitu kerugian tidak ditanggung bersama melainkan hanya ditanggung oleh pihak II. Penyelesaian masalah tersebut dilakukan kedua belah pihak dengan cara musyawarah, sehingga tercipta kesepakatan baru yang dapat dipenuhi oleh kedua belah pihak yaitu sistem bagi hasil antara pihak I dan pihak II dalam melakukan usaha photography tersebut ialah pihak II mendapatkan keuntungan lebih dibandingkan dengan pihak I karena pihak II yang mengelola usaha secara penuh. Hasil yang dibagi ialah hasil bersih setelah dipotong modal, pekerja, makan dan lain-lainnya. Pembagian bagi hasil tersebut yakni 35% untuk pihak I dan 65% untuk pihak II. Namun, walaupun sengketa tersebut sudah tidak ada, pihak I dan Pihak II memutuskan untuk menjual semua barang yang sudah dibeli oleh kedua belah pihak dan hasil dari penjualan barang tersebut dibagi dua antara pihak Idan Pihak II agar tidak ada lagi perselisihan.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Hukum Ekonomi Syariah
Divisions: Fakultas Syariah > Hukum Ekonomi Syariah
Depositing User: Aan Gufroni .
Date Deposited: 17 Jan 2020 05:02
Last Modified: 17 Jan 2020 05:02
URI: https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/1084

Actions (login required)

View Item View Item