Baiti, Sherly (2017) Pemahaman Masyarakat Terhadap Hukum Budidaya Jangkrik (Studi di Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur). Undergraduate thesis, IAIN Metro.

Preview

PDF Sherly Baiti - 1297169.pdf - Other Download (3MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana pemahaman masyarakat terhadap hukum budidaya jangkrik di Kecamatan Batanghari kabupaten Lampung Timur. Jangkrik adalah serangga yang berkerabat dengan belalang. Memiliki tubuh rata dan antena panjang. Jangkrik termasuk dalam jenis omnivora. Jangkrik termasuk dalam kelas insectadengan nama latin Gryllus spdan bersifat hemimetabola dimana proses metamorfosisnya tidak sempurna.
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan yang menghimpun data kualitatif. Data diperoleh dari para peternak dan konsumen jangkrikyang menghimpun data primer. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap para peternak jangkrik dan konsumen jangkrik di Kecamatan Batanghari. Semua data-data tersebut dianalisis secara induktif.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapatdisimpulkanbahwa sejauh ini masyarakat belum memahami hukum budidaya jangkrik. Menurut pendapat Imam Syafi’i bahwa hukum budidaya cacingdan jangkrik hukumnya mubah/boleh selama itu tidak menimbulkan bahaya. Jika merujuk fatwa MUI Nomor:kep-139/MUI/IV/2000 tentang makan dan budidaya cacing dan jangkrik, budidaya jangkrik untuk diambil manfaatnya, untuk obat/kosmetik misalnya, untuk dimakanatau dijual, hukumnya adalah boleh (mubah, halal), sepanjang tidak menimbulkan bahaya (mudharat), tidak memabukkan, bukan najis dan tidak terkontaminasi najis. Hal ini juga sebagaimana pendapat Imam Malik yang menyatakan bahwa sahnya jual beli tergantung dari manfaatnya. Ulama Madzhab Maliki mengggunakan illatsemua yang bermanfaat itu halal menurut syara', karena semua makhluk yang ada itu memang diciptakan untuk kemanfaatan manusia.

Actions (login required)

View Item