Dewi, Octavia Cahaya (2018) Jual Beli Mainan yang Dilakjkan oleh Mumayyiz Perspektif Hukum Ekonomi Syariah (Studi Kasus di Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah). Undergraduate thesis, IAIN Metro.
|
PDF
SKRIPSI OCTAVIA CAHAYA DEWI.pdf - Other Download (5MB) | Preview |
Abstract
Jual beli sebagai salah satu bentuk transaksi harus ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar akadnya dianggap sah dan mengikat. Beberapa hal tersebut disebut sebagai rukun. Ulama Hanafiyah menegaskan bahwa rukun jual beli hanya satu, yaitu ijab. Menurut mereka halyang paling prinsip dalam jual beli adalah saling rela yang diwujudkan dengan kerelaan untuk saling memberikan barang. Maka jika telah terjadi ijab, jual beli telah dianggap berlangsung. Tentunya dengan adanya ijab, pasti ditemukan hal-hal yang terkait dengannya, seperti para pihak yang berakad, objek jual beli dan nilai tukarnya.Syarat orang yang berakad, Ulama Fiqih berpendapat bahwa orang yang melakukan akad harus berakal. Jual beli yang dilakukan anak kecil yang belum berakal hukumnya tidak sah. Menurut Mazhab Hanafi apabila akad yang dilakukannya membawa keuntungan baginya, seperti menerima hibah, wasiat dan sedekah, maka akadnya sah.
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pelaksanaan transaksi jual beli oleh mumayyiz dan tinjauan Hukum Ekonomi Syariah di Tanggulangin Kec.Punggur Kab. Lampung Tengah dan mengetahui dampak yang ditimbulkan mumayyiz melakukan transaksi jual beli di Tanggulangin Kec. Punggur Kab. Lampung Tengah.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan dengan sifat penelitian deskritif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan metode dokumentasi yang dilakukan di Tanggulangin Kec. Punggur Kab. Lampung Tengah.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa:(1)Jual beli yang dilakukan mumayyiz di Desa Tanggulangin di tinjau dari perspekif Hukum Ekonomi Syariah belum memenuhi syarat sahnya jual beli karena yang melakukan adalah anak yang belum baligh dan menurut Mazhab Hanafiyah, Malikiyah dan Hanabilah jual beli dianggap sah apabila diizinkan oleh orangtua dan nilai barangnya remeh, sedangkan jika tidak ada izin walinya maka akadnya menjadi maukuf.(2)Dampak yang timbul akibat transaksi jual beli yang dilakukan mumayyizyaitu transaksi tersebut menjadi kebiasaan. Padahal para mumayyiztersebut belum memahami aturan hukum ekonomi syariah mengenai hukum bermuamalah.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Hukum Ekonomi Syariah |
Divisions: | Fakultas Syariah > Hukum Ekonomi Syariah |
Depositing User: | Tari Eka Miyanti |
Date Deposited: | 12 Feb 2020 08:08 |
Last Modified: | 12 Feb 2020 08:08 |
URI: | https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/2432 |
Actions (login required)
View Item |