Fatimah, Siska Ayu (2021) Pengaruh Psikologi Lingkungan Terhadap Pembagian Harta Waris Studi Kasus Di Kelurahan Tugu Sari Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat. Undergraduate thesis, IAIN Metro.

PDF SKRIPSI SISKA AYU FATMAH 1502030086 - Putra Aquarius.pdf - Other Download (3MB)

Abstract

Salah satu teori besar yang menekankan interaksi manusia lingkungan dalam psikologi, dari teori ini menyatakan bahwa perilaku manusia selain disebabkan faktor lingkungan, seperti sistem kewarisan tertentu berkaitan erat dengan keluarga, karena kewarisan merupakan peralihan benda dari suatu generasi ke generasi pada lingkup keluarga. Konsekuensi dari adanya nilai-nilai dan kepercayaan yang telah ada, hukum Islam harus berasimilasi dan beradaptasi dengan budaya lokal, adat istiadat setempat sehingga hukum Islam sesuai dengan ketentuan dalam hukum kewarisan Islam, pembagian harta warisan yang terjadi menimbulkan perselisihan dan terkadang mereka tidak terpikir untuk melakukan penyelesaian pembagian harta warisan dalam bentuk lain, sekalipun terkadang hal menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak dari ahli waris dengan pembagian warisan yang terjadi pada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : pengaruh psikologi lingkungan terhadap pembagian harta waris di Kelurahan Tugu Sari Kecamatan Sumber Jaya?

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif lapangan (field research) dengan sifat penelitian deskriptif kualitatif, yaitu pencandraan mengenai situasi dan kejadian secara sistematis, faktual, dan akurat. Sumber data merupakan subyek penelitian yang memiliki kedudukan penting, diperoleh dari sumber data primer dan skunder. Teknik pengumpulan datanya dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi. Sedangkan analisis data dengan reduksi data, penyajian data penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini adalah Pembagian harta warisan di Kelurahan Tugu Sari Kecamatan Sumber Jaya dilaukan setelah pewaris wafat, namun ada pula orang tua yang langsung memberikan bagian kepada anaknya yang telah menikah terlebih dahulu karena dianggap sudah cakap dalam mengelola barang ataupun benda yang diberikan kepadanya, pemberian harta waris namun pemahaman masyarakat setempat tetap menyebutnya sebagai suatu warisan yang diberikan terlebih dahulu sekalipun pewaris (orang tua) sendiri masih hidup. Kemudian jika orang tua wafat (pewaris) dan dilakukan pembagian harta warisan di antara para ahli waris, maka sang anak tadi sudah tidak dapat bagian lagi oleh karena bagiannya terlebih dahulu telah diberikan kepadanya semasa orang tua (pewaris). Pembagian harta warisan pada masyarakat dilakukan secara musyawarah, kekeluargaan dengan kebiasaan yang dihadiri oleh pewaris ahli waris. Anak tertua laki-laki yang diberi mandat untuk membagi harta warisan kepada ahli waris yang lain secara adil dan rata dengan disaksikan oleh semua orang yang hadir.

Actions (login required)

View Item