Pratama, Dody (2022) Eksistensi Larangan Perceraian Dalam Adat Lampung Pepadun Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus di Kec. Gunung Labuhan Kab. Way Kanan). Masters thesis, Institut Agama Islam Negeri Metro.
PDF
PDF TESIS DODY PRATAMA LENGKAP -18002774 - Dody Pratama.pdf - Other Download (9MB) |
Abstract
Perceraian dalam Islam diperbolehkan oleh Allah SWT, tetapi pada masyarakat adat Lampung Pepadun di Kecamatan Gunung Labuhan Kabupaten Way Kanan perceraian adalah suatu perbuatan yang sangat tabu bagi masyarakatnya karena dapat merusak harga diri. Selain itu larangan bercerai ini menimbulkan efek positif berupa pencegahan perceraian dan efek negatif berupa merugikan semua pihak yang terlihat di dalamnya (rusaknya harga diri) ketika ada yang bercerai. Keberadaan adat sebagai bagian dari hukum atau aturan yang mengatur kehidupan setiap masyarakat, dapat dilegitimasi oleh hukum syara’ sebagai suatu hukum yang bisa diberlakukan dengan syarat bahwa hukum adat tidak bertentangan dengan syara’ dan berprinsip pada “al-‘Adatu muhakkamatun”sehingga dapat terus dipertahankan. Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui, memahami, menganalisis dan menjelaskan eksistensi larangan perceraian dalam adat Lampung Pepadun di Kecamatan Gunung Labuhan Kabupaten Way Kanan. 2) Untuk mengetahui memahami, menganalisis dan menjelaskan tinjauan hukum Islam terhadap eksistensi larangan perceraian dalam adat Lampung Pepadun di Kecamatan Gunung Labuhan Kabupaten Way Kanan.
Manfaat penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan khazanah pemikiran hukum Islam serta dapat dijadikan referensi bagi penelitian sejenis sehingga mampu mengaktualisasi temuannya dalam karya yang lebih baik di masa depan. Penelitian ini juga bermanfaat bagi para tokoh agama, masyarakat umum dan para penulis lain, sekaligus sebagai informasi dalam mengembangkan rangkaian penelitian yang akan datang dalam karya keilmuan khususnya di Indonesia.
Desain penelitian ini berpegang pada: 1) Jenis penelitian ini Fiel research kualitatif dengan sifat deskriptif analisis, 2) Sumber data primer dan sekunder diambil dengan cara purposive artinya teknk penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu melalui wawancara dan studi dokumen, 3) Uji kredibilitas data dengan triangulasi sumber, dan 4) Analisis data dengan reduksi data, sajian data serta verifikasi dan simpulan data. Hasil pembahasan: 1) Aturan mak dijuk siang tetap eksis dan dipegang teguh oleh masyarakat Lampung Pepadun di Kecamatan Gunung Labuhan Kabupaten Way Kanan. Tapi ada dialektika antara hukum Islam dan administratif dengan hukum adat, karena masyarakat Lampung Pepadun beragama Islam. kaitannya adalah sejauh mana masyarakat memegang teguh hal tersebut. Masa lampau adat pernikahan dan mak dijuk siang dijadikan beban jika tidak lakukan dan diketahui secara adat presisnya. Sekarang hal tersebut tidak dijadikan beban tetapi lebih mengedepankan hukum Islam dan pengakuan secara administratif dalam melakukan perceraian. Oleh karena itu, saat ini ada kecenderungan untuk melanggar aturan mak dijuk siang padahal dahulu lebih baik mati daripada cerai hal ini karena lebih mengedepankan aturan hukum Islam karena banyak Pepadun yang telah memiliki pendidikan tinggi. 2) Menurut Islam aturan mak dijuk siang sebagai upaya pencegahan melakukan perceraian dianggap sesuai dengan syari’at. Sesuai dengan hadits riwayat Abu Daud bahwa perkara halal yang paling dibenci Allah SWT adalah cerai. Demikian juga sesuai dengan konsep hakam dalam Islam sesuai QS. An-Nisa’ (4) ayat 35
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | Pascasarjana |
Divisions: | Pascasarjana > Ahwal Syakhshiyyah |
Depositing User: | Aan Gufroni . |
Date Deposited: | 25 Aug 2022 00:40 |
Last Modified: | 25 Aug 2022 00:40 |
URI: | https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/6229 |
Actions (login required)
View Item |