Purwanto, . (2022) Penunjukkan Ahli Waris Pengganti di Indonesia. Masters thesis, IAIN Metro.
PDF
TESIS Purwanto -18002783 - HKI.pdf - Other Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini untuk menemukan yang melatarbelakangi pelaksanaan waris pengganti, dimana waris akan diberikan kepada ahli waris pengganti yang telah meninggal terlebih dahulu. Untuk menjelaskan waris pengganti serta perkembangan yang terjadi di Indonesia tentang perubahan waris pengganti.
Desain penelitian ini berpegang pada, penelitian Library researct kualitatif dengan sifat deskriptif analisis, sedangkan sumber data primer, sekunder dan tersier diambil melalui penelitian pustaka pada sumber-sumber yang sesuai dengan permasalahan yang sedang dikaji, mengenai Teknik pengumpulan data dengan studi dokumentasi, dan Analisis data content analysis melalui penalaran deduktif.
Hasil penelitian ini adalah sebuah praktik yang sudah dilaksanakan di beberapa putusan Pengadilan Agama bagaimna yang telah tercantum dalam Kompilasi Hukum Islam bahwa pembagian waris pengganti dirumuskan secara tentatif dalam KHI Pasal 185 Ayat 1, yaitu ahli waris yang lebih dahulu meninggal dari pada si pewaris dan posisinya memungkinkan ditempati oleh anaknya, terkecuali mereka yang disebutkan pada pasal 173 (melakukan tindakan penganiayaan berat).
Harta waris yang diperoleh oleh ahli waris pengganti tidak selalu sama dengan yang digantikan, yakni dilarang menambahi dari perolehan ahli waris yang setara dengan yang diganti, namun boleh menguranginya. Sehingga hal ini membuat dinamika dalam putusan-putusan yang dilakukan oleh hakim. Sedangkan praktik dan pelaksanaan waris pengganti ditinjau dari KUH Perdata, dimana telah diatur dalam Pasal 841 sampai 848. Pemikiran tokoh Islam tentang waris pengganti terdapat dua pendapat yaitu pertama, Orang yang mempunyai hubungan nasab dengan yang meninggal, maka harta tersebut akan beralih ke padanya. Dalam mażhab Syafi’i ahli waris yang layak untuk memperoleh harta waris terdiri dari aṣhāb al-Furuḍ dan aṣabah. Artinya selain dari kedua hal tersebut dapat diberi dengan wasiat. Kedua, Berbeda dengan mażhab Hanafi dan Hanbali yang memberi tambahan ahli waris zawi al-Arḥam dapat memperoleh waris (ketika orang yang termasuk aṣhab al-Furuḍ dan aṣabah yang menjadi penghalang bagi ahli waris zawi al-Arḥam telah tiada).
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | Ahwal Syakhshiyyah |
Divisions: | Pascasarjana > Ahwal Syakhshiyyah |
Depositing User: | Siti Ma'ani IAIN Metro |
Date Deposited: | 10 Jun 2023 03:06 |
Last Modified: | 10 Jun 2023 03:06 |
URI: | https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/7754 |
Actions (login required)
View Item |