Aprina, Widia (2019) Dinamika Sebambangan Suku Lampung di Desa Mataram Marga Ditinjau dari Hukum Perkawinan di Indonesia. Undergraduate thesis, IAIN Metro.
|
PDF
WIDIA APRINA.pdf - Other Download (2MB) | Preview |
Abstract
Perkawinan merupakan Sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluknya baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. Iaadalah suatu cara yang dipilih oleh Allah Swt, sebagai jalan untuk makhlukNya untuk berkembang biak, dan melestarikan hidupnya. Nikah menurut bahasa al-jamu dan al-dhanu yang artinya kumpul. Maka nikah (zawaj) bisa diartikan aqdu al-tazwij yang artinya akad nikah, juga bisa diartikan wath’u al-zuajah bermakna menyetubuhi istri. Para ahli fiqh berkata, zawaj atau nikah adalah akad yang secara keseluruhan di dalamnya.
Sementara itu dalam masyarakat Di Desa Mataram Marga, terdapat pernikahan dengan adat sebambangan, adat sebambangan yang seharusnya dilakukan dengan cara membawa lari perempuan (mulei) oleh bujang (meghanai) kerumahnya dengan sembunyi-sembunyi untuk dibawa ketempat laki-laki. Kemudian setelah pihak laki-laki tersebut membawa sang gadis kerumahnya, pihak laki-laki harus memberi kabar kerumah pihak sang gadis dengan ketentuan yang telah ditentukan oleh adat. Dari penjelasan tersebut maka hal yang menjadi problematika adalah sebambangan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan pelaksanaan yang sudah ditetapkan oleh adat.
Penelitian ini ialah penelitian yang dilakukan Di Desa Mataram Marga, pengumpulan data dengan mengggunakan wawancara dan dokumentasi, kemudian menganalisis data yang telah ada, adapun alas an penyusun memilih lokasi di desa mataram marga karena masyarakat desa mataram marga tersebut sampai saat ini masih mempertahankan budaya khas lampung, untuk menganalisis kasus yang terjadi di desa mataram marga peneliti berpedoman pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.
Berdasarkan hasil analisis hukumperkawinandi Indonesia dalam undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 6 ayat 1 tentang syarat syahnya perkawinan yaitu harus berdasarkan persetujuan kedua mempelai dan17 ayat 2 yaitu pernikahan tidak dapat dilangsungkan apabila salah satu pihak tidak setuju.
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Ahwal Syakhshiyyah |
Divisions: | Fakultas Syariah > Ahwal Syakhshiyyah |
Depositing User: | Aan Gufroni . |
Date Deposited: | 13 Jan 2020 07:08 |
Last Modified: | 13 Jan 2020 07:08 |
URI: | https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/787 |
Actions (login required)
View Item |