Yolanda, Adistira (2023) Konsep Mahar Perkawinan Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Kasus Di Desa Mandah, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan). Undergraduate thesis, IAIN Metro.
PDF
SKRIPSI Adistira Yolanda - 1702030020 - AHS.pdf - Other Download (5MB) |
Abstract
Pemberian mahar pada dasarnya tidak ada batasan minimal. Para Fuqaha sepakat bahwa secara esensial nilai mahar hendaknya tidak memberatkan pihak mempelai laki-laki. Namun dalam praktiknya di masyarakat sering kali pemberian mahar diberikan dalam jumlah besar. Keterlibatan orang tua dalam penentuan mahar yaitu dengan alasan ialah karena orang tua khawatir apabila anaknya belum memiliki pertimbangan yang matang dalam menentukan jumlah mahar. Sedangkan dalam hukum Islam mahar adalah hak bagi perempuan, karena itu orang tua tidak boleh mengintervensi atau menentukan besaran mahar.
Berangkat dari permasalahan tersebut di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini yaitu Bagaimana Konsep Mahar di Desa Mandah dalam Pandangan Hukum Islam?”. Sedangkan metode dalam penelitian ini yaitu menggunakan penelitian kualitatif, yakni penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati berupa peristiwa faktual mengenai mahar perkawinan di masyarakat Desa Mandah, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat dua jenis mahar yang dilakukan oleh masyarakat Desa Mandah.Pertama adalah mahar musamma, yaitu mahar yang disepakati oleh pengantin laki-laki dan perempuan yang disebutkan dalam redaksi akad.Kedua ialah mahar misil, yaitu mahar yang jumlahnya ditetapkan menurut jumlah yang biasa diterima oleh keluarga pihak istri karena pada waktu akad nikah jumlah mahar belum ditetapkan bentuknya.Dalam perspektif hukum Islam, beberapa calon suami masih merasa keberatan dengan jumlah mahar yang diajukan oleh pihak mempelai perempuan, terutama mahar yang ditentukan oleh orang tua. Hal ini dikarenakan kemampuan ekonomi mereka belum terlalu mapan. Maka dalam hal ini, Peneliti berpendapat bahwa kadar mahar tinggi yang ditentukan orang tua sebagaimana terjadi di Desa Mandah tidak sesuai dengan hukum Islam. Meskipun hal tersebut ditujukan untuk pembiayaan kebutuhan rumah tangga setelah menikah, namun faktanya hal tersebut justru mempersulit laki-laki untuk mewujudkan itikad baiknya untuk menikahi perempuan.
Kata Kunci: Konsep Mahar Perkawinan, Hukum Islam
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Ahwal Syakhshiyyah |
Divisions: | Fakultas Syariah > Ahwal Syakhshiyyah |
Depositing User: | Siti Ma'ani IAIN Metro |
Date Deposited: | 24 Oct 2023 07:33 |
Last Modified: | 24 Oct 2023 07:33 |
URI: | https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/8460 |
Actions (login required)
View Item |