Search for collections on IAIN Metro Digital Repository

Analisis Pesan Dakwah Dalam Makna Simbol Tari Sigeh Pengunten

Agustin, Mae Sella (2023) Analisis Pesan Dakwah Dalam Makna Simbol Tari Sigeh Pengunten. Undergraduate thesis, IAIN Metro.

[img] PDF
SKRIPSI MAE SELLA AGUSTIN - 1904010021 - KPI.pdf - Other

Download (1MB)

Abstract

Setiap karya seni memiliki maksud arti dibalik karyanya, karena itu banyak yang menggunakan media seni sebagai salah satu media dakwah agar dapat mempermudah penyebaran informasi dan dapat menjangkau lebih banyak orang, karena penyebaran dakwah lewat seni dianggap lebih menarik dan tidak monoton. Dakwah lewat seni adalah bagian dari dakwah kultural. Selain itu perkembangan media dakwah sekarang harus menyesuaikan dengan zamannya agar bisa lebih mudah diterima masyarakat. Dakwah tidak harus selalu berbicara akan Islam tapi inti dari dakwah sendiri yaitu menyampaikan hal yang baik, namun tidak terlepas dari akidah agama.

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pesan dakwah yang terkandung dalam seni Tari Sigeh Pengunten. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi, wawancara, observasi. Penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data Triangulasi. Analisis data dan pengolahan yang digunakan adalah analisis semiotika dari Charles Sanders Peirce.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang “Analisis Pesan Dakwah Dalam Simbol Tari Sigeh Pengunten” adalah tari ini adalah tari penyambutan. Namun terdapat makna tersendiri dalam beberapa ragam gerak Tari Sigeh Pengunten yang berkaitan dengan pesan dakwah yang dianalisis melalui makna simbol Teori Charles Sanders Peirce yaitu pesan akhlak yang dapat dilihat dari gerakan Lapah Tebeng berarti jalan lurus, Seluang Mudik berarti kembali ke asal, Jong Simpuh Merunduk berarti menghormati tamu, Jong Silo Ratu berarti rapi dan santun, Gerakan Sembah menggambarkan keramah tamahan masyarakat Lampung, Belah Huwi artinya pantang menyerah, dan Tolak Tebeng berarti menolak keburukan. Selain itu, tepak yang berisi bahan-bahan menyirih dalam tari ini merupakan bentuk simbolik dari penyambutan tamu selain dari ragam geraknya, pemberian sirih jelas lebih mudah diterima maksudnya hanya dengan melihatnya, terlebih hal ini melibatkan pihak lain, yang mana mempengaruhi objek sebagai sasaran dakwah.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Komunikasi dan Penyiaran Islam
Divisions: Fakultas Adab dan Dakwah > Komunikasi dan Penyiaran Islam
Depositing User: Siti Ma'ani IAIN Metro
Date Deposited: 07 Nov 2023 01:34
Last Modified: 07 Nov 2023 01:34
URI: https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/8596

Actions (login required)

View Item View Item