Rina, Nita Okta (2024) Tradisi Membayar Uang Merwatin Dan Kerbau Saat Begawi Cakak Pepadun Perspektif Ekonomi Syariah (Studi Pada Masyarakat Adat Lampung Pepadun, Desa Kedaton Induk, Kec. Batanghari Nuban, Kab. Lampung Timur). Undergraduate thesis, IAIN Metro.
PDF
SKRIPSI Nita Okta Rina - 2003011072 - ESY.pdf - Other Download (7MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tradisi Membayar Uang Merwatin dan Kerbau Saat Begawi Cakak Pepadun Perspektif Ekonomi Syariah. Merwatin bisa disebut organisasi pertemuan para tokoh adat atau penyimbang untuk bermusyawarah menetapkan berapa uang merwatin yang harus dibayar calon penyimbang dan berapa jumlah ekor kerbau yang akan dipotong. Dalam prosesi pelaksanaan begawi cakak pepadun membutuhkan biaya ratusan juta rupiah dari awal hingga akhir acara. Terlihat ketika seseorang yang ingin menaikan gelar adat tetapi secara finansial tidak mampu maka terpaksa menjual harta benda berharga dan berhutang dalam jumlah yang sangat besar. Hal ini mengakibatkan ekonomi turun drastis dan harus bekerja keras untuk membayar hutang setelah acara selesai.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu wawancara dengan 5 penyimbang adat dan 1 kepala desa Kedaton Induk. Sumber data sekunder penelitian ini berasal dari buku-buku, jurnal, tesis, skripsi, dan situs internet. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pengecekan data menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu triangulasi. Teknik analisis data menggunakan teori Miles dan Huberman yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa besarnya uang merwatin disesuaikan dengan kesangupan dan gelar adat yang akan diambil. Tidak ada pemaksaan kepada masyarakat untuk mengambil gelar. Tujuan begawi cakak pepadun yakni untuk melestarikan budaya adat Lampung supaya tetap terjaga dan turun temurun ke generasi yang akan datang. Untuk hari pelaksanaan begawi tidak ada ketentuannya jadi dapat dilakukan pada hari apa saja. Dalam perspektif ekonomi syariah besarnya uang merwatin yang dikeluarkan oleh calon penyimbang diperuntukkan memuliakan tamu yang hadir dan terdapat ketidaksesuaian dengan pola perilaku konsumtif yang menyebabkan kehidupan semakin bermasalah. Begawi cakak pepadun dapat dilakukan oleh seseorang yang mampu secara ekonomi dan bagi yang tidak mampu agar tidak memaksakan kehendak karena dapat menimbulkan seseorang berhutang dalam jumlah besar.
Kata kunci: Uang Merwatin, Begawi Cakak Pepadun, Ekonomi Syariah
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Ekonomi Syariah |
Divisions: | Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Ekonomi Syariah |
Depositing User: | Siti Ma'ani IAIN Metro |
Date Deposited: | 06 Mar 2024 04:25 |
Last Modified: | 06 Mar 2024 04:25 |
URI: | https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/9370 |
Actions (login required)
View Item |