Supriyadi, . (2024) Tinjauan Hukum Islam Tentang Hak-Hak Anak Yang Belum Mumayyiz Dalam Kasus Perceraian (Studi di Desa Girimulyo, Kecamatan Marga Sekampung, Kabupaten Lampung Timur). Undergraduate thesis, IAIN Metro.
PDF
SKRIPSI Supriyadi - 1902011024 - HKI.pdf - Other Download (3MB) |
Abstract
Perceraian merupakan sebutan untuk melepaskan ikatan pernikahan. Dalam Al-Qur’an dan Hadis terdapat Hak dan Kewajiban setelah perceraian, salah satunya yaitu Hak anak setelah perceraian. Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan peneliti, terdapat tiga keluarga di Desa Girimulyo yang melakukan perceraian, dan dari ketiga keluarga yang bercerai tersebut semuanya memiliki anak yang belum Mumayyiz, yang mana pada keluarga yang pertama anak di asuh oleh ayah pasca bercerai, pada keluarga yang kedua anak di asuh oleh ibu pasca bercerai, dan pada keluarga yang ketiga anak di asuh oleh kakek dan nenek pasca orang tua nya bercerai. Sedangkan ibu dari keluarga pertama, ayah dari keluarga kedua, dan kedua orang tua dari keluarga ketiga, semuanya kurang memenuhi Hak-Hak anak mereka sesuai dengan hukum islam. Sehingga dengan adanya masalah tersebut peneliti berfokus pada pemenuhan Hak-Hak anak yang belum Mumayyiz.
Kajian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Data primer berupa fakta sosial seputar hak anak setelah orang tuanya bercerao di Desa Girimulyo. Sedangkan Data sekunder meliputi dokumen, kajian, dan peraturan perundang-undangan mengenai Hak orang tua terhadap anak pasca perceraian. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi serta dianalisis dengan menggunakan metode hukum Islam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan hak-hak anak pasca perceraian di Desa Girimulyo dari segi Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan tidak sesuai dengan yang seharusnya. Terutama pada faktor ekonomi keluarga, yang dimana ketiga keluarga ini termasuk keluarga yang pra-sejahtera. Keluarga yang pertama anak di asuh oleh ayah, pada keluarga yang kedua anak di asuh oleh ibu, dan keluarga yang ketiga anak di asuh oleh kakek dan nenek tetapi yang menafkahi adalah ibunya. Sedangkan menurut jumhur ulama bahwa yang memberi nafkah anak yang belum baligh hukumnya wajib atas orang tua yang mampu, dan ulama madzhab berpendapat memberikan nafkah terhadap anak hukumnya wajib hingga anak tersebut baligh atau sudah mandiri, bagi anak perempuan sampai dia menikah.
Kata Kunci : Hak nafkah anak akibat perceraian, Mumayyiz, Hukum Islam
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Ahwal Syakhshiyyah |
Divisions: | Fakultas Syariah > Ahwal Syakhshiyyah |
Depositing User: | Siti Ma'ani IAIN Metro |
Date Deposited: | 09 Aug 2024 09:05 |
Last Modified: | 09 Aug 2024 09:05 |
URI: | https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/9951 |
Actions (login required)
View Item |