Wusthofa, Reliza (2025) Analisis Perkawinan Sebambangan Masyarakat Lampung Saibatin Pekon Banjar Negeri Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat. Undergraduate thesis, IAIN Metro.
![]() |
PDF
RELIZA WUSTHOFA_2002011018_HKI_2025.pdf Download (5MB) |
Abstract
Perkawinan dalam masyarakat Lampung merupakan perkawinan yang melalui proses lamaran yang dapat dilakukan dalam bentuk upacara adat besar atau upacara adat sederhana, perkawinan yang dilakukan tanpa melalui proses lamaran yang dikenal dengan nama Sebambangan yang masih dilakukan sampai saat ini. Tradisi Sebambangan adalah suatu kearifan lokal yang berasal dari sejarah masa lampau yang didukung oleh gelombang ekonomi masyarakat primitive serta meminimkan dana yang menunjang suatu proses perkawinan dalam bidang adat. Sebambangan dilakukan oleh seorang menghanai (laki-laki/bujang) dan seorang muli (perempuan/gadis) dimana sang laki- laki membawa terlebih dahulu si perempuan sebelum adanya akad nikah, dan keluarga pihak perempuan tidak mengetahuinya terlebih dahulu. Untuk menganalisa bagaimana Perkawinan Sebambangan Masyarakat Lampung Pekon Banjar Negeri Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat.
Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah yaitu penelitian lapangan atau field research, dimana penelitian lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan di lokasi penelitian dengan bersifat deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data peneliti menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Teknik wawancara dalam penelitian ini menggunakan interview bebas terpimpin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Budaya Lampung terutama di Pekon Banjar Negeri (Negara Ratu Ngambur) Kabupaten Pesisir Barat merupakan salah satu kebudayaan lokal yang berpengaruh penting karena merupakan etnis yang besar di Indonesia. Hal ini menjadikan nilai-nilai keagamaan mempunyai peran dan arti yang penting bagi budaya Lampung karena mayoritas masyarakatnya yang dalam hal ini beragama Islam. Adat sebambangan merupakan suatu adat yang telak dilakukan sejak lama dan diakui sebagai kebiasaan yang dianggap baik oleh masyarakat Lampung. Tradisi ini diawali dengan khitbah atau peminangan, dimana Islam menyerahkan tata cara peminangan pada tradisi dan adat yang biasa berlaku dalam suatu daerah.
Dalam penelitian mengenai sistem perkawinan adat Lampung Saibatin, peneliti mengindikasikan bahwa perkawian sebambangan sudah sejalan dengan prinsip-prinsip hukum Islam. Hasil analisis menunjukkan adanya kesesuaian antara sistem perkawinan adat lampung tersebut dengan prinsip-prinsip hukum Islam.
Kata Kunci: Analisis, Sebambangan,Saibatin
Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
---|---|
Subjects: | Ahwal Syakhshiyyah Hukum |
Divisions: | Fakultas Syariah > Ahwal Syakhshiyyah |
Depositing User: | Ristiani Ristiani IAIN Metro Lampung |
Date Deposited: | 28 Aug 2025 02:15 |
Last Modified: | 28 Aug 2025 02:15 |
URI: | https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/11805 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |